Dibalik Kisah Pilu Pramugari Lion Air JT610, Apakah Semua Penerbangan Menakutkan?

Oktober 2018 lalu, Indonesia sempat kembali digemparkan oleh tragedi di dunia penerbangan. Kecelakaan pesawat akibat kelalaian faktor manusia seolah sudah menjadi camilan pahit dari waktu ke waktu. Sterotip miring semakin menyebar hingga membuat masyarakat semakin resah, jadi apakah semua penerbangan menakutkan?

Tepat 29 Oktober 2018, penerbangan Lion Air JT610 gagal mengantarkan penumpang dari Bandara Soekarno Hatta ke Bandara Depati Amir, Pangkal Pinang. Tragedi ini sempat membuat dunia penerbangan semakin mencekam. Pasalnya, sebelum jatuh ke lepas pantai Kabupaten Karawang, pilot sempat meminta izin untuk terbang kembali ke Jakarta namun tidak pernah kembali.

Menurut Tempo.co, pesawat Boeing 737 MAX 8 membawa penumpang yang terdiri dari 6 awak kabin, 2 pilot dan 181 penumpang. Sayangnya, tidak ada yang selamat dari kejadian naas ini.

Image : kronologi tragedi lion air jt610
Image : kronologi tragedi lion air jt610

Kronologi Tragedi Jatuhnya Lion Air JT-610Kisah Pilu Pramugari Lion Air JT610

Seminggu selepas kejadian mengerikkan itu, banyak bermunculan berita mengenai kisah pilu pramugari korban jatuhnya Lion Air JT610.

Mulai dari yang harus mengubur dalam rencana pernikahan, padahal tinggal selangkah lagi untuk membina rencana bahagia itu. Akhirnya sang kekasih harus mengikhlaskan kepergian pramugari dan sadar bahwa Tuhan lebih sayang kekasihnya itu.

Ada pula kisah rindu yang tak kunjung tersampaikan dari anak untuk orang tuanya. Sebelum lepas landas mengungkap rindu ingin bertemu, namun setelahnya rindu itu hilang tak kunjung sampai ke orang tuanya.

Bahkan keinginan sederhana salah seorang pramugari Lion Air JT610, yaitu merasakan kasur baru juga harus rela tertanggal begitu saja.

Baca  5 Fakta Unik Tentang Seragam Pramugari Lion Air yang Perlu Kamu Tahu

Pemeriksaan Perawatan Pesawat Berkala

Image : kronologi tragedi lion air jt610
Image : kronologi tragedi lion air jt610

Tetapi tahukah kamu, bahwa dibalik duka mendalam dan kisah pilu pramugari Lion Air JT610 ada hikmah yang wajib diambil?

Bahwa nggak semua penerbangan semenakutkan itu. Pentingnya mengedukasi diri sendiri tentang keselamatan adalah salah satu faktor yang harus dimiliki setiap orang. Lebihnya lagi, maskapai di Indonesia telah meraih kategori 1 FAA (Federal Aviation Administration), tentu standar itu bukan kaleng-kaleng.

Setiap pesawat di Indonesia akan menjalani proses pemeriksaan perawatan pesawat secara berkala. Pemeriksaan perawatan pesawat ini harus dilakukan oleh seluruh pesawat tebang, baik itu sipil ataupun komersil damal batas waktu yang telah ditentukan.

Sebelum dinyatakan lulus dan meraih kategori 1 FAA, setiap pesawat sipil atupun komersil harus menyiapkan dokumen perencanaan perawatan sebagai tolak ukur perawatan pesawat oleh operator. Inspeksi ini sangat detail meliputi  A Check (pemeriksaan dilakukan setiap 400 – 600 jam terbang), B check (pemeriksaan setiap 6-8 bulan), C Check (pemeriksaan setiap 20 – 24 bulan), D Check (setiap 6 tahun).

Jadi dapat dipastikan setiap pesawat yang terbang di Indonesia sudah melewati segala macam check tersebut dan aman digunakan untuk terbang.

Pilot dan pramugari juga harus memiliki sertifikasi penerbangan dan pendidikan pramugari yang mumpuni sebelum diangkat. Itulah pentingnya pendidikan untuk pilot dan pramugari. Salah satu sekolah pramugari yang mencetak pramugari dengan standar dan kualitas terbaik adalah JAA.

Apa yang Perlu Disiapkan Sebelum Naik Pesawat?

Image : kronologi tragedi lion air jt610
Image : kronologi tragedi lion air jt610

Pesawat sudah standar tinggi, pilot dengan jam terbang tinggi dan pramugari sudah punya beragam pengalaman, lalu apa yang perlu kamu siapkan sebelum naik pesawat?

Jika kamu sedang menghadapi penerbanganmu yang pertama, cobalah beberapa tips di bawah ini.

  • Sebaiknya memesan penerbangan secara langsung tanpa transfer. Hal ini akan membuat waktu kamu di dalam pesawat hanya sebentar.
  • Pilihlah tempat duduk di bagian tengah pesawat di atas sayap. Posisi ini tidak terlalu terpengaruh bila terjadi turbelensi.
  • Tempat duduk di dekat lorong juga merupakan suatu keuntungan, karena kamu akan puas menyelonjorkan kaki.
  • Terakhir, usahakan untuk memilih pesawat terbang yang besar, sebab pesawat terbang yang besar tidak terlalu terpengaruh bila turbelensi.

Nah, di atas adalah tips saat memilih pesawat dan tempat duduk. Lalu apa yang perlu disiapkan diri sendiri? Simak beberapa poin di bawah ini.

  • Gunakan pakaian berlapis namun longgar. Suhu ruangan di pesawat sering berganti namun kamu juga butuh fleksibel untuk bergerak.
  • Gunakan kaus kaki. Selain karena dingin, lantai kabin pesawat biasanya penuh kuman.
  • Hindari menggunakan sandal, pilihlah sepatu.

Bagaimana? Kamu nggak perlu takut lagi naik pesawat kok. Usahakan selalu bekali diri dengan doa serta pikiran positif, maka semuanya akan baik-baik saja. Semoga bermanfaat!

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Blog Terpilih

Program Dibuka

Keranjang Belanja